Ngaji Kitab Kuning Mauidhoh Al-Mukminin Terjemahan - Pendahuluan

kitab kuning ringkasan ihya ulumuddin

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. Kitab kuning Mauidhoh Al-Mukminin bagian kitab kuning yang mau dijadikan bahan ngaji online. Sebenarnya pembuatan bahan ngaji ini untuk arsip kepentingan belajar saya. Cuma karena saya seorang blogger, jadi mau berbagi saja arsipnya di dalam blog ini. Prinsipnya, ngaji kitab ini dan lainnya melibatkan teknologi AI. Namun kalau ada seorang ahli, anda bisa meminta bantuan dalam penilaian.

Lihat koleksi: Ngaji Kitab Kuning

Semoga Allah melancarkan kerja terjemahan dan pengharokatan untuk belajar atau ngaji ini. Amin


Pendahuluan / Muqodimmah

<{ Halaman 1 }>

 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

نَحْمَدُكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، عَلَى مَا أَكْمَلْتَ لَنَا مِنْ دِينِ الْإِسْلَامِ، وَنُصَلِّي وَنُسَلِّمُ عَلَى نَبِيِّ الْهُدَى وَالرَّحْمَةِ، الْمُبْعَوْثِ بِالْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ، خَاتَمِ النَّبِيِّينَ، وَإِمَامِ الْمُرْشِدِينَ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَأَتْبَاعِهِ أَجْمَعِينَ

Kami memuji-Mu, wahai Yang Maha Pemilik keagungan dan kemuliaan, atas segala yang telah Engkau sempurnakan bagi kami dari agama Islam. Kami juga bershalawat dan bersalam kepada Nabi petunjuk dan rahmat, yang diutus dengan Kitab dan Hikmah, penutup para Nabi, dan pemimpin para pemandu, yaitu Nabi kita Muhammad, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan pengikut-pengikutnya semuanya.


أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ مَوْعِظَةَ الْعَامَّةِ وَالتَّصْدِيُّ لِإِرْشَادِهِمْ فِي الدُّروسِ الْعَامَّةِ، مِنْ الْأُمُورِ الْمُهِمَّةِ المَنُوطَةِ بِخَاصَّةِ الْأُمَّةِ، إِذْ هُمْ أَمَنَاءُ الشَّرْعِ وَنُورُ سِرَاجِهِ وَمُصَابِيحُ عُلُومِهِ وَحِفْظُ سِياجِهِ. وَكَانَ السَّلَفُ يَمْلُونَ مِمَّا وَقَرَّ فِي صُدُورِهِمْ مَا يَرَوْنَهُ أَمْسَ بِحَالِهِمْ وَزَمَانِهِمْ وَمَكَانِهِمْ. وَلِمَّا اِمْتَدَّتِ الْفَتَوَحُ فِي الْإِسْلَامِ، اِبْتَدَأَ بِجَمْعِ الْهِدَايَةِ النَّبَوِيَّةِ لِلْأَنَامِ. ثُمَّ اِتَّسَعَ الْعِمَرَانُ وَعَظُمَتِ الْحِضَارَةُ، فَأَخَذَ يَنْمُو التَّفْرِيعُ وَالتَّخْرِيجُ وَالاِنْبِسَاطُ فِي الْفُنُونِ عَلَى نِسْبَتِهَا فِي الْغِزَارَةِ. وَاسْتَبْحَرَتْ فِي فُنُونِ الْعِلْمِ الْأَسْفَارُ، وَدَنَّتْ لِمُقْتَطَفِهَا مُبَاحَثُهُ الْكِبَارُ. وَصَارَ الْمُعَوَّلُ فِي بَثِّهِ عَلَيْهَا، وَالْمَلْجَأُ فِي تَعْرِفِ حَقَائِقِهِ عَلَيْهَا. وَتَنَوَّعَتْ فِي كُلِّ فَنٍّ مُصَنَّفَاتُهُ، وَزُخْرِتَ مِنْ كُلِّ بَحْثٍ مُؤَلَّفَاتُهُ. حَتَّى حَارَ طَالِبُهُ فِي اِنْتِقَاءِ الْأَحْسَنِ، وَاسْتَوْقَفَ كَثُرْتُهَا نَظَرَهُ فِي تَخِيرِ الْأَتْقَنِ. وَأَصْبَحَ التَّبْصُرُ فِي أَجْوَدِهَا عِنَوَانَ الذِّكَاءِ، وَالْوُقُوفُ عَلَى أَنْفَعِهَا آيَةَ النَّبَاهَةِ وَالِارْتِقَاءِ

Adapun setelah itu, nasehat kepada masyarakat umum dan menghadapi tugas mereka dalam pelajaran umum merupakan hal-hal penting yang diberikan khususnya kepada umat. Mereka adalah amanah agama, cahaya petunjuk, dan pelindung batas-batasnya. Para pendahulu (generasi salaf) merenungkan dari apa yang terukir dalam hati mereka, sesuai dengan apa yang mereka saksikan pada masa dan tempat mereka. Ketika ekspansi Islam semakin meluas, dimulailah mengumpulkan petunjuk (1) Nabi untuk manusia. Kemudian peradaban tumbuh dan berkembang, sehingga perkembangan dan penjabaran ilmu menjadi luas sesuai dengan kelimpahannya. Mereka mengeksplorasi ilmu dalam berbagai disiplin, dan banyaknya penulisan dalam setiap penelitian. Hingga menarik perhatian para penuntut ilmu dalam memilih yang terbaik dan memperhatikan banyaknya pilihan itu dalam memilih yang paling tepat. Penglihatan dan ketajaman dalam yang terbaik adalah tanda kecerdasan, dan penguasaan atas yang paling bermanfaat adalah tanda ketajaman dan kesempurnaan.


وَلَمَّا كَانَتْ عَظَّةُ الْعَوَامِّ بِإِيْقَافِهِمْ عَلَى جَوَاهِرِ دِينِ الْإِسْلَامِ، وَإِعْلَامِهِمْ مَحَاسِنَ الدِّينِ وَوَاجِبَاتِهِ وَنَوَافِلِهِ وَمَحْظُورَاتِهِ، وَمَا يَأْمُرُ بِهِ مِنَ الْأَخْلَاقِ الْكَرِيمَةِ وَيَزْجُرُ عَنْهُ مِنَ الْمَسَاوِئِ الذَّمِيمَةِ، لِيَرْتَقُوا إِلَى مَا فِيهِ صَلَاحُهُمْ وَنَجَاحُهُمْ فَيَفُوزُوا بِمَا فِي الِاعْتِصَامِ بِهِ سَعَادَتُهُمْ وَفَلاَحُهُمْ، مِنْ أَوْجَبِ الْوَاجِبَاتِ وَأَكَّدِ الْمُفْرَضَاتِ، لِمَا أَخَذَ اللَّهُ عَلَى الْعُلَمَاءِ مِنَ الدَّعْوَةِ إِلَى الْخَيْرِ وَالْأَمْرِ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيِ عَنِ الْمُنْكَرِ، فَيَقْفُ المُدَعَّوُونَ عَلَى شَرَائِعِهِ تَعَالَى فِيمَا أَمَرَ وَزَجَرَ، وَوَعَدَ وَأَوْعَدَ وَبَشَّرَ وَأَنْذَرَ، فَلَزِمَ الدَّاعِي إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْ يَجْتَهِدَ بِفِطْنَتِهِ لِمَا يُعِينُهُ فِي دَعْوَتِهِ، فَيَنْتَخِبَ مِنَ الْمُدَوَّنَاتِ أَنْفَعَهَا وَيَنْتَقِي مِنْ لَبَّابِ لَبَّابِهَا أَرْفَعَهَا. إِذْ كَثِيرٌ مِمَّا اعْتُيدَ فِي الْمَحَافِلِ تَدْرِيسُهُ لَمْ يَكُنْ عَلَى بِنَاءِ إِفَادَةِ الْعَامَّةِ تَأْسِيسُهُ، وَلاَ بُرْهَانٌ بَعْدَ عَيَانٍ

Ketika nasehat kepada kaum awam diarahkan untuk mengenal mutiara-mutiara agama Islam, menyampaikan keutamaan agama, kewajiban, amalan sunnah, dan larangan-larangan, serta akhlak mulia yang harus dijalankan dan mengingkari perilaku buruk yang harus dijauhi, agar mereka dapat meningkatkan keselamatan dan keberhasilan mereka. Mereka akan meraih kebahagiaan dan kesuksesan dengan teguh berpegang pada ketaatan kepada-Nya, dengan menjalankan kewajiban-kewajiban yang wajib dan perintah yang kuat, karena Allah berhak atas para ulama untuk mengajak kepada kebaikan dan menyuruh melakukan perbuatan baik serta melarang dari perbuatan buruk, dan berjanji dengan pahala dan ancaman, sehingga para penyeru (da'i) berdiri berdasarkan hukum-hukum-Nya dalam apa yang diperintahkannya dan dilarangkannya. Oleh karena itu, tugas para penyeru kepada Allah harus berusaha dengan kebijaksanaan untuk apa yang dapat membantu dalam dakwahnya, memilih dari karya-karya yang ditulis yang paling bermanfaat dan memilahnya dari bab ke bab yang paling tinggi. Karena banyak dari apa yang diajarkan dalam majelis-majelis pengajaran tidaklah disusun berdasarkan dasar pemahaman masyarakat umum, dan tidak ada bukti setelah pengamatan.


مَوْضُوعُ ذِكْرَى الْعَامَّةِ مَوْضُوعٌ جَلِيلٌ، لاَ يُصَلِّحُ لَهُ إِلاَّ كُلُّ حَكِيمٍ نَبِيلٍ. أَتَدْرِي مَنِ الْمُذَكِّرُ أَوِ الْوَاعِظُ أَوِ الْمُرْشِدُ؟ هُوَ إِنْسَانٌ حَافِظٌ الْحُدُودِ اللَّهِ، قَائِمٌ عَلَى إِرْشَادِ الْعُقُولِ، وَتَهْذِيبِ النُّفُوسِ، وَتَثْقِيفِ الأَذْهَانِ، وَتَنَوِيرِ الْمُدَارِكِ وَتَصْحِيحِ الْمَعْتَقِدَاتِ، وَإِبَانَةِ سِرِّ الْعِبَادَاتِ، وَإِمَاطَةِ مَا غَشِيَ الأَفْهَامَ الْقَاصِرَةَ مِنْ غِيَاهِبِ الْجَهَالَةِ وَتَرَاثِ الضَّلالَةِ

Tema pengingatan kepada masyarakat umum adalah tema yang agung, yang hanya cocok untuk orang yang bijaksana dan mulia. Tahukah Anda siapa yang memberi nasehat, yang menjadi pemberi petunjuk, atau yang menjadi pemandu? Dia adalah manusia yang menjaga batas-batas Allah, berdiri atas petunjuk akal, menyucikan jiwa, mendidik pikiran, menerangi pemahaman, dan membenarkan ibadah-ibadah, serta menghilangkan yang mengaburkan pikiran yang kecil dari ketidaktahuan dan tradisi kegelapan.

-------------------------

 (1) الهُدَي جَمْعُ هُدَى. يُقَالُ: مَا أَحْسَنَ هُدَيَّتُهُ بِكَسْرِ الهَاءِ وَفَتْحِهَا أَيْ سِيرَتُهُ

الهُدَي" adalah bentuk jamak dari kata "هُدَى". Dikatakan: "مَا أَحْسَنَ هُدَيَّتُهُ" dengan mengganti "هُدَى" dengan memajukan kasrah pada huruf "هَاءِ" dan membuka pada huruf "هَاءِ" itu, yang berarti sifat atau perjalanan hidupnya. (1)

 

<{ Halaman 2 }>

المُذَكِّرُ وَارِثٌ مُحَمَّدِيٌّ وَاقِفٌ عَلَى مَقَاصِدِ التَّشْرِيعِ وَحُكْمَتِهِ عَالِمٌ مَوَاضِعَ، الْخِلَافُ وَالْوَفَاقُ، سَائِسٌ لِسَامِعِيهِ بِمَا يَلِيمُهُم مِنَ الْأَحْكَامِ. لَا يَصْعَدُ بِهِمْ قُمَّمَ الشِّدَّةِ وَالتَّعَسُّرِ وَلَا يَهْبِطُ بِهِمْ إِلَى حَضِيضِ التَّرْخِيصِ غَلًّا فِي التَّيْسِيرِ، بَلْ يُسِيرُ بِهِمْ عَلَى جَادَّةِ الْحَقِّ وَسَوَاءِ الطَّرِيقِ. المُذَكِّرُ يُنَشِّرُ الْعِلْمَ النَّافِعَ بَيْنَ النَّاسِ وَيُحَثِّهِمْ عَلَى الْعَمَلِ بِهِ، وَيُخَاطِبُهُمْ عَلَى قَدْرِ عُقُولِهِمْ، وَيَتَنَزَّلُ لِإِرْشَادِهِمْ إِلَى لُغَتِهِمْ، يُعَاشِرُهُمْ بِالنَّصِيحَةِ، وَيُخَالِطُهُمْ لِتَأْلِيفِ قُلُوبِهِمْ. المُذَكِّرُ هُوَ الْعَامِلُ الْأَكْبَرُ فِي إِخْرَاجِ النَّاسِ مِنْ ظُلَمَاتِ الْجَهَالَةِ إِلَى نُورِ الْعِلْمِ، وَتَحْرِيرِهِمْ مِنْ رَقِّ الْخُرَافَاتِ وَالْوَهْمِ. وَهُوَ كَالسِّرَاجِ، فَإِذَا لَمْ يُنْتَفَعْ بِضُوئِهِ فَلَا فَائِدَةَ فِي وُجُودِهِ. وَحَقَّ مَا قِيلَ: لَا يَكُونُ الْعَالِمُ عَالِمًا حَتَّى يُظْهِرَ أَثَرَ عِلْمِهِ فِي قَوْمِهِ، إِذْ هُوَ لَيْسَ مَسْئُولًا عَنْ نَفْسِهِ وَحَدَهَا بَلْ عَنْهَا وَعَنْ عَشِيرَتِهِ وَأُمَّتِهِ . فَمِنَ الْوَاجِبِ عَلَيْهِ أَنْ يَعْلَمَ وَيُعَظِّ وَيُبَلِّغَ كَمَا فَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ . وَعَلَى الْجَمْلَةِ فَالْمُذَكِّرُ لَا بُدَّ أَنْ يَكُونَ كَامِلًا فِي عِلْمِهِ، كَامِلًا فِي تَعْلِيمِهِ، كَامِلًا فِي إِرْشَادِهِ، كَامِلًا فِي أَخْلَاقِهِ

Pengajar adalah pewaris Muhammadi yang berdiri teguh di atas tujuan-tujuan legislasi dan hikmahnya, penuh pengetahuan tentang berbagai perbedaan dan kesepakatan dalam hukum, serta bijaksana dalam memberikan penjelasan yang sesuai bagi para pendengarnya. Ia tidak membawa mereka ke puncak kesulitan dan keterbatasan, juga tidak menjerumuskan mereka ke dalam kebebasan berlebihan, namun membimbing mereka menuju jalan kebenaran dan kesetaraan jalan. Pengajar ini menyebarkan ilmu yang bermanfaat di antara orang banyak, mendorong mereka untuk mengamalkannya, dan berbicara kepada mereka sesuai dengan akal mereka, serta mendekatkan diri untuk memberi petunjuk sesuai dengan bahasa mereka. Ia bersikap ramah dan memberi nasihat kepada mereka, serta berinteraksi dengan mereka untuk menyentuh hati mereka.

Seorang pengajar memiliki peran yang sangat besar dalam membawa manusia keluar dari kegelapan kebodohan menuju cahaya ilmu pengetahuan, dan membebaskan mereka dari belenggu keyakinan palsu dan khayalan. Ia seperti lampu, jika cahayanya tidak dimanfaatkan, maka tidak ada manfaat dari keberadaannya. Sebagaimana telah dikatakan: seorang 'alim bukanlah 'alim sejati hingga jejak ilmunya terlihat dalam masyarakatnya. Karena ia bukan hanya bertanggung jawab atas dirinya sendiri, melainkan juga atas keluarganya dan umatnya. Oleh karena itu, menjadi kewajiban baginya untuk mengajar, memberi nasihat, dan menyampaikan ilmu sebagaimana yang dilakukan Rasulullah.

Secara keseluruhan, seorang pengajar haruslah lengkap dalam ilmu pengetahuannya, lengkap dalam cara mengajarnya, lengkap dalam memberikan petunjuk, dan lengkap pula dalam akhlaknya.

وَغَيْرُ خَائِفٍ أَنَّ مُذَكِّرَ الْعَامَّةِ عَلَى قُوَّةِ مَلَكَتِهِ وَسِعَةِ مَدَارِكِهِ يَضْطَرُّ إِلَى مَادَّةٍ تُعِينُهُ عَلَى ذِكْرَاهُ وَتُمَدُّ ذَاكِرَتُهُ إِذَا أَمَّ مُبْتَغَاهُ، وَلَكِنْ أَيْنَ تِلْكَ الْمَادَّةُ الْمَمْدُودَةُ؟ فَإِنِّي لَمْ أَرَ بَيْنَ الْمُصَنَّفَاتِ عَلَى كَثْرَتِهَا مَا أُلِفَ لِذِكْرَى الْعَامَّةِ مُسْتَوْفِيًا لِلشُّرُوطِ التَّامَّةِ، بِأَنْ يُفَقِّهُوا مَعَنَاهُ وَيَدْرَكُوا مَنْطُوقَهُ وَمَغْزَاهُ، وَيَكُونُ وَافِيًّا بِحَاجِيَاتِهِمْ آتِيًا عَلَى جَمِيعِ كَمَالِيَّاتِهِمْ. مُجَرَّدًا عَنْ دُقَائِقِ الْمَسَائِلِ، قَرِيبُ الْأَخْذِ لِلْمُتَنَاوَلِ، فَيَسْتَعِينُ بِهِ الْمُذَكِّرُ وَيَهْتَدِي بِهِ الْمُسْتَبْصِرُ. وَلَمْ أَزَلْ أَتَرَقَّبُ مِنْ نَفَحَاتِ التَّوْفِيقِ مَا يَهُدِّئُ الْبَالَ، إِلَى أَنْ رَأَيْتُ بَعْدَ مَا بَلُورَتْ فِي عَالِمِ التَّدْرِيسِ، كُلَّ كِتَابٍ نَفِيسٍ، الْأَعْوَامِ الطَّوَالَ: أَنَّ مِنْ أَنْفَعِ مَا يُقْتَبَسُ مِنْهُ عِظَّةَ الْمُؤْمِنِينَ مَوَاضِيعَ تَنْتَخِبُ مِنْ إِحْيَاءِ عُلُومِ الدِّينِ لِلْعَلَّامَةِ الْإِمَامِ حُجَّةِ الْإِسْلَامِ أَبِي حَامِدٍ مُحَمَّدِ بْنِ مُحَمَّدٍ ابْنِ مُحَمَّدٍ الْغَزَّالِيِّ الطُّوسِيِّ عَلَيْهِ الرَّحْمَةُ وَالرِّضْوَانُ. ثُمَّ اتَّفَقَ أَنَّ تُذَاكِرُتَ مَعَ إِمَامِ حَكِيمٍ، وَاِسْتَطَلَعْتُ رَأْيَهُ الصَّائِبَ فِي هَذَا الْمُرَامِّ، فَقَالَ مُتَأَسِّفًا: إِنَّ هَذَا الْمَوْضُوعَ لَمْ يُصَنِّفْ فِيهِ، إِلَّا أَنْ أَحْسَنَ مَا لَدَيْنَا لِذَلِكَ هُوَ الْإِحْيَاءُ بَعْدَ تَجْرِيدِهِ. فَعَدَدْتُ ذَلِكَ مِنْ بَدَائِعِ الْمُوَافَقَاتِ

Dan tidaklah takut (arti alternatif: dan tidak diragukan lagi) bahwa seorang pengajar yang berada di tengah-tengah masyarakat dengan otoritas dan pemahaman yang luas akan memerlukan materi yang membantu dalam mengingat dan meningkatkan daya ingat. Namun, di mana letak materi yang cukup itu? Hingga saat ini, saya tidak menemukan banyak karya yang memenuhi syarat-syarat lengkap bagi pengajaran kepada masyarakat umum, yaitu bahwa mereka memahami maknanya, memahami pembicaraannya, dan memahami isi kandungannya, serta memenuhi kebutuhan mereka secara menyeluruh. Bukan hanya membahas permasalahan-permasalahan yang mendalam, namun juga mudah dipahami, sehingga akan membantu para pengajar dan memberi petunjuk bagi para pemikir. Saya terus menantikan pencerahan agar pikiran tenang, hingga akhirnya saya menemukan setelah bertahun-tahun: salah satu karya yang paling bermanfaat untuk dijadikan rujukan dalam menghidupkan ilmu agama adalah karya "Ihya Ulumuddin" oleh al-Imam Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali at-Tusi, semoga Allah merahmati dan meridhainya. Selanjutnya, saya menelusuri dan meminta pandangan seorang tokoh bijaksana tentang maksud saya ini, dan dia menanggapi dengan menyesal bahwa topik tersebut belum banyak dibahas, kecuali dengan cara menyusun kembali karya tersebut. Saya menghitung hal tersebut dari bagian-bagian terbaik kesepakatan.

وَأَتَذَكَّرُ الْآنَ أَنَّ أَحَدَ الْأَعْلَامِ فِي دِمَشْقَ أَشَارَ عَلَى مَنِ اسْتَشَارَهُ مِنَ الْمُدَرِّسِينَ بِالْإِحْيَاءِ، فَأَخَذَ الْمُدَرِّسُ فِي قِرَاءَتِهِ بِالْحَرْفِ عَمْلًا بِالْأَمْرِ الصَّرْفِ. ثُمَّ شَكَا لَهُ ضِيقَ صَدْرِهِ مِنْ مُبَاحَثٍ لَا تُفَقِّهُهَا الْعَوَامُّ، وَلَا يَنْتَفِعُ بِهَا إِلَّا خَاصَّةُ الْأَنَامِ. فَأَجَابَهُ بِأَنَّ أَمْرَهُ كَانَ لِفُصُولٍ تَنْتَخِبُ مِنْهُ. وَقَدْ تَحَقَّقَتْ بِذَلِكَ كَمَالُ حُذُقِهِ رَحِمَهُ اللَّهُ وَرَضِيَ عَنْهُ. لِذَلِكَ عَزَمْتُ سَنَةَ ۱۳۲۳ عَلَى اخْتِصَارِهِ فِي جُزْئَيْنِ مُوَجَّزَيْنِ عَلَى الشَّرِيطَةِ السَّالِفَةِ، أَسَايِرُ فِيهِمَا تَرْتِيبَ أَصْلِهِ بِلَا مُخَالَفَةٍ. وَالْمَأْمُولُ أَنْ نَحْظَى بِالْغَايَةِ الْمَتَوَخَّاةِ، وَالضَّالَّةِ الْمُنْشُودَةِ؛ وَبِاللَّهِ الْمُسْتَعَانِ وَعَلَيْهِ التَّكْلَانُ

Sekarang saya ingat bahwa salah satu tokoh di Damaskus menunjukkan kepada seseorang yang meminta nasihatnya dari para guru dalam bidang biologi. Guru tersebut membacakan pengetahuannya dengan sempurna sesuai aturan tata bahasa. Kemudian, dia mengeluhkan ketidaknyamanannya karena beberapa topik yang sulit dipahami oleh orang awam, hanya bisa dimanfaatkan oleh beberapa orang tertentu. Dia menjawab bahwa uraiannya disusun untuk jilid-jilid yang dipilih dari pengetahuannya tersebut. Dan kecakapannya dalam bidang tersebut menjadi lengkap, semoga Allah merahmatinya dan meridhainya.Maka, pada tahun 1323 H, saya berazam untuk merangkumnya dalam dua jilid singkat yang mengikuti urutan asalnya tanpa ada yang diubah. Dan yang diharapkan adalah mencapai tujuan yang diinginkan dan mendapatkan petunjuk yang diharapkan. Dan hanya dengan pertolongan Allah tempat meminta pertolongan.

Posting Komentar untuk "Ngaji Kitab Kuning Mauidhoh Al-Mukminin Terjemahan - Pendahuluan"