Kitab Ghayatut Taqrib - Bab Bersuci (Thaharah)

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ - Kenapa saya menyebut kitab taqrib adalah kitab kuning induk? Karena kitab ini ditulis berdasarkan keahlian penulis yang tidak sedang menjelaskan kitab yang lain. Kitab induk bisa disebut kitab matan. Selain ini, kitab kuning biasa disebut kitab syarah atau hasyiah yang bertugas menjelaskan atau menafsiri kitab lain. 

Kitab Takrib mau saya jadikan sebagai awal pembahasan daripada kitab kuning lain yang berkaitan dengan kitab ini. Karena kitabnya memang tipis sehingga harus didahuluan. Apalagi, kitab takrib sebagai kitab induk.

Tujuan memberikan harokat dan terjemahan versi AI sebagai upaya mempercepat mengetahui gambaran besar isi kitab. Selebihnya, anda bisa memperdalam dalam kebenaran terjemahan dan harokat sesuai aturan bahasa Arab. 

Lihat koleksi: Ngaji Kitab Kuning

 

Pendahuluan / Mukodimah

<{ Halaman 9 }>

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ وَآلِهِ الطَّاهِرِينَ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. قَالَ الْقَاضِي أَبُو شِجَاعٍ أَحْمَدُ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنُ أَحْمَدِ الْأَصْفَهَانِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى: سُئِلْتُ بَعْضَ الْأَصْدِقَاءِ حَفِظَهُمُ اللَّهُ تَعَالَى أَنْ أَعْمَلَ مُخْتَصِرًا فِي الْفِقْهِ عَلَى مَذْهَبِ الْإِمَامِ الشَّافِعِيِّ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى عَلَيْهِ وَرِضْوَانِهِ فِي غَايَةِ الِاخْتِصَارِ وَنِهَايَةِ الْإِيجَازِ لِيُقَرِّبَ عَلَى الْمُتَعَلِّمِ دَرَسَهُ وَيُسَهِّلَ عَلَى الْمُبْتَدِئِ حِفْظَهُ وَأَنْ أَكْثَرَ فِيهِ مِنْ التَّقْسِيمَاتِ وَحِصْرِ الْخِصَالِ، فَأَجَبْتُهُ إِلَى ذَلِكَ طَالِبًا لِلثَّوَابِ رَاغِبًا إِلَى اللَّهِ تَعَالَى فِي التَّوْفِيقِ لِلصَّوَابِ، إِنَّهُ عَلَى مَا يَشَاءُ قَدِيرٌ وَبِعِبَادِهِ لَطِيفٌ خَبِيرٌ غَايَةٌ

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dan shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.

Seorang qadi bernama Abu Syuja' Ahmad bin Husain bin Ahmad al-Asfahani, semoga Allah Ta'ala merahmatinya, mengatakan: Beberapa teman yang Allah Ta'ala lindungi, meminta agar aku menyusun sebuah ringkasan dalam ilmu fikih mengikuti mazhab Imam Syafi'i, semoga Allah Ta'ala merahmatinya dan meridhainya, dengan sangat ringkas dan sangat singkat, agar memudahkan bagi orang yang belajar untuk memahaminya, serta mempermudah bagi pemula untuk menghafalnya. Aku pun menjawab permintaan mereka dengan sungguh-sungguh, semoga mendapatkan pahala dan ridha Allah Ta'ala, agar diberi taufik untuk berpegang pada kebenaran. Sesungguhnya Allah Ta'ala berkuasa atas segala sesuatu, Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya, dan Maha Mengetahui segala sesuatu dengan sebaik-baiknya.

Kitab Thoharoh (Bersuci) (1) كتاب الطهارة

<{ Halaman 10 }>

المِيَاهِ التِي يَجُوْزُ بِهَا التَّطْهِيْرُ سَبْعَ مِيَاهٍ: مَاءُ السَّمَاءِ، وَمَاءُ الْبَحْرِ، وَمَاءُ النَّهْرِ، وَمَاءُ الْبِئْرِ، وَمَاءُ الْعَيْنِ، وَمَاءُ الثَّلْجِ، وَمَاءُ الْبَرَدِ (2).

"Air yang diizinkan untuk digunakan sebagai media pembersihan ada tujuh jenis: air dari langit (hujan), air laut, air sungai, air sumur, air mata air (mata air alami), air salju, dan air es (hujan beku) (2).

ثُمَّ الْمِيَاهُ عَلَى أَرْبَعَةِ أَقْسَامٍ: طَاهِرٌ مُطَهَّرٌ غَيْرُ مَكْرُوْهٍ وَهُوَ الْمَاءُ الْمُطْلَقُ، وَطَاهِرٌ مُطَهَّرٌ مَكْرُوَهٌ وَهُوَ الْمَاءُ الْمُشَمَّسُ، وَطَاهِرٌ غَيْرُ مُطَهَّرٍ وَهُوَ الْمَاءُ الْمُسْتَعْمَلُ وَالْمُتَغَيِّرُ بِمَا خَالَطَهُ مِنَ الطَّاهِرَاتِ، وَمَاءٌ نَجِسٌ وَهُوَ الَّذِيْ حَلَّتْ فِيْهِ نَجَاسَةٌ وَهُوَ دُوْنَ الْقِلْتَيْنِ أَوْ كَانَ قِلْتَيْنِ فَتَغَيَّرَ؛ وَالْقِلْتَانِ خَمْسمِائَةِ رَطْلِ بَغْدَادِيٍّ تَقْرِيْبًا فِي الْأَصْحَ (3).

Kemudian air dibagi menjadi empat kategori: air suci dan murni yang tidak dikecam (makruh), yaitu air yang tidak bercampur dengan apa pun; air suci dan murni yang dikecam, yaitu air matahari; air suci namun tidak murni karena telah digunakan sebelumnya dan berubah karena dicampur dengan benda-benda suci lainnya; dan air najis, yaitu air yang terkontaminasi oleh najis, dan berada di bawah dua qullah (sekitar 500 ratl dari ukuran Baghdad yang diterima) (3).

(فَصْلٌ) وَجُلُوْدُ الْمَيِّتَةِ تُطَهَّرُ بِالدِّبَاغِ إلَّا جِلْدُ الْكَلْبِ وَالْخِنْزِيْرِ وَمَا تُوْلِدُ مِنْهُمَا أَوْ مِنْ أَحَدِهِمَا، وَعَظْمُ الْمَيِّتَةِ وَشَعْرُهَا نَجِسٌ إلَّا الْآدَمِيْ

(Lanjutan) Kulit hewan yang mati menjadi suci setelah disamak, kecuali kulit anjing, babi, atau keturunannya, dan tulang serta rambut hewan yang mati dianggap najis, kecuali rambut manusia.

---------------

(1) الطَهَارَةُ لُغَةً: النَّظَافَةُ، وشَرْعًا: فَعَلٌ مَا تُسْتَبَاحُ بِهِ الصَّلَاةُ وَمَا فِي مَعْنَاهَا مِنْ وُضُوءٍ وَغُسْلٍ وَتَيِّمُمٍ وَإِزَالَةِ نَجَاسَةٍ. والطَهَارَةُ مُشْتَمِلَةٌ عَلَى أَرْبَعَةِ وَسَائِلَ وَهِيَ: الْمَيَاهُ وَالدَّابِغُ وَالْحَجَرُ وَالتُّرَابُ
 
(1) Taharah secara etimologi berarti kebersihan, dan secara syariat adalah melakukan tindakan yang memungkinkan untuk melakukan salat dan sejenisnya, seperti wudhu, mandi, tayammum, dan menghilangkan najis. Taharah terdiri dari empat elemen yaitu air, sapu tangan yang dibasahi, batu, dan tanah.

(2) مَاءُ الثَّلْجِ هُوَ النَّازِلُ مِنَ السَّمَاءِ مَائِعًا ثُمَّ يَجْمَدُ عَلَى الْأَرْضِ وَلَا يُوجَدُ إلَّا فِي الْبِلَادِ الْبَارِدَةِ، وَمَاءُ الْبَرَدِ هُوَ النَّازِلُ مِنَ السَّمَاءِ جَامِدًا كَالْمِلْحِ ثُمَّ يَنْمَاعُ عَلَى الْأَرْضِ.

(2) Air hujan adalah air yang turun dari langit dalam bentuk cair dan kemudian membeku di atas tanah, hanya terjadi di daerah yang dingin. Sedangkan air es adalah air yang turun dari langit dalam bentuk beku seperti garam, kemudian mencair di atas tanah.

(3) وَالْقِلْتَانِ فِي الْإِنَاءِ الْمُرَبَّعِ: ذِرَاعٌ وَرُبْعٌ طُولًا وَعَرْضًا وَعُمُقًا، بِذِرَاعِ الْأَدَمِيِّ وَهُوَ شِبْرَانِ تَقْرِيبًا. وَفِي الْمَدْوَرِ: ذِرَاعَانِ طُولًا أَيْ عُمُقًا وَذِرَاعٌ عُرْضًا، وَالْمُرَادُ بِالْعُرْضِ مَا بَيْنَ حَائِطَيِ الْبِئْرِ مِنْ سَائِرِ الْجِوَانِبِ. وَالْقِلْتَانِ كَمَا فِي مُعَجَّمِ لُغَةِ الْفُقَهَاءِ تُسَاوِي 160.5 لِتْرًا مِنَ الْمَاءِ

(3) Ukuran qullahatan pada bejana berbentuk kotak adalah satu lengan dan seperempat panjang, lebar, dan kedalamannya, diukur dengan satu lengan manusia yang sekitar dua hasta. Pada bejana berbentuk lingkaran adalah dua lengan panjang atau kedalamannya dan satu lengan lebar, yang dimaksud dengan lebar adalah jarak antara dinding sumur dari semua sisi. Qullahatan menurut leksikon fiqh sama dengan 160.5 liter air. 


<{ Halaman 11 }>
 

فَصْل: وَلَا يَجُوزُ اسْتِعْمَالُ أَوَانِي الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، وَيَجُوزُ اسْتِعْمَالُ غَيْرِهِمَا مِنَ الْأَوَانِي

(Bab) Tidak boleh menggunakan peralatan dari emas dan perak, tetapi boleh menggunakan peralatan lainnya.

فَصْل: وَالسِّوَاكُ مُسْتَحَبٌّ فِي كُلِّ حَالٍ إِلَّا بَعْدَ الزَّوَالِ لِلصَّائِمِ، وَهُوَ فِي ثَلَاثَةِ مَوَاضِعَ أَشَدُّ اسْتِحْبَابًا: عِنْدَ تَغْيِيرِ الْفَمِ مِنْ أَزْمٍ(1) وَغَيْرِهِ، وَعِنْدَ الْقِيَامِ مِنَ النَّوْمِ، وَعِنْدَ الْقِيَامِ إِلَى الصَّلَاةِ

 (Bab) Menyikat gigi (siwak) dianjurkan dalam setiap keadaan, kecuali bagi orang yang berpuasa setelah zawal (waktu zuhur). Penggunaan siwak sangat dianjurkan dalam tiga situasi: setelah makan atau minum, saat bangun tidur, dan sebelum melaksanakan salat.

فَصْل: وَفُرُوضُ الْوُضُوءِ (2) سِتَّةُ أَشْيَاءٍ: النِّيَّةُ عِنْدَ غَسْلِ الْوَجْهِ، وَغَسْلُ الْوَجْهِ، وَغَسْلُ الْيَدَيْنِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ، وَمَسْحُ بَعْضِ الرَّأْسِ، وَغَسْلُ الرِّجْلَيْنِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ، وَالتَّرْتِيبُ عَلَى مَا ذَكَرْنَاهُ

(Bab) Rukun wudhu ada enam: berniat ketika mencuci wajah, mencuci wajah, mencuci kedua tangan hingga siku, mengusap sebagian kepala, mencuci kedua kaki hingga mata kaki, dan melakukannya secara berurutan seperti yang telah kami sebutkan.

وَسُنَّنُهُ عَشْرَةُ أَشْيَاءٍ: التَّسْمِيَةُ، وَغَسْلُ الْكَفَّيْنِ قَبْلَ إِدْخَالِهِمَا الْإِنَاءِ، وَالْمُضَمَّضَةُ، وَالِاسْتِنْشَاقُ(3)، وَمَسْحُ جَمِيعِ الرَّأْسِ(4)، وَمَسْحُ الْأُذُنَيْنِ ظَاهِرَهُمَا وَبَاطِنَهُمَا بِمَاءٍ جَدِيدٍ، وَتَخْلِيلُ اللِّحْيَةِ الْكَثَّةِ، وَتَخْلِيلُ أَصَابِعِ الْيَدَيْنِ وَالرِّجْلَيْنِ، وَتَقْدِيمُ الْيَمِينِ عَلَى الْيَسَارِ، وَالطَّهَارَةُ ثَلَاثًا ثَلَاثًا، وَالْمَوَالَاةُ (5)

Adapun sunnah wudhu ada sepuluh: menyebut nama Allah, mencuci kedua tangan sebelum memasukkannya ke dalam wadah air, berkumur, beristinsyaq (menghirup air ke hidung), mengusap seluruh kepala, mengusap kedua telinga, baik bagian yang tampak maupun bagian dalamnya dengan air yang baru, meratakan air pada jenggot yang tebal, meratakan air di antara jari-jari tangan dan kaki, mendahulukan tangan kanan daripada tangan kiri, membersihkan tubuh tiga kali, dan kesinambungan (memulai mencuci anggota wudhu sebelum air pada anggota sebelumnya kering).
 
------------------------- 

 (1) أَصْلُ الْأَزَمِّ فِي اللُّغَةِ: الْتَّرْكُ، وَفَسَّرَ الْعُلَمَاءُ هُنَا بِالسُّكُوتِ الطَّوِيلِ أَوْ تَرْكِ الْأَكْلِ، وَهُوَ تَفْسِيرُ مَرَادٍ

(1) Asal mula masalah dalam bahasa: penolakan, dan para ulama menjelaskan di sini dengan kesunyian yang panjang atau meninggalkan makan, dan ini adalah interpretasi yang dimaksud

(2) الْوُضُوءُ فِي اللُّغَةِ مَأْخُوذٌ مِنَ الْوَضَاءَةِ وَهِيَ الْحُسْنُ وَالنَّظَافَةُ وَالْخَلُوصُ مِنْ ظُلْمَةِ الذُّنُوبِ. وَالْوُضُوءُ بِضَمِّ الْوَاوِ: اِسْمٌ لِلْفِعْلِ الَّذِي هُوَ اسْتِعْمَالُ الْمَاءِ فِي أَعْضَاءٍ مَخْصُوصَةٍ مُفْتَتَحًا بِنِيَّةٍ، وَبِفَتْحِ الْوَاوِ: مَا يُتَوَضَّأُ بِهِ كَالْمَاءِ الْمُهِيَا لِلْوُضُوءِ

(2) Wudhu dalam bahasa diambil dari "wadhā'ah", yang berarti kebersihan, kerapihan, dan pembebasan dari kegelapan dosa. Wudhu dengan memakai "wawu" kasrah: nama untuk tindakan yang melibatkan penggunaan air pada bagian-bagian tertentu dengan niat, dan dengan "wawu" fathah: benda yang digunakan untuk wudhu seperti air yang digunakan untuk bersuci.

(3) الْمَضْمِضَةُ: تَحْرِيكُ الْمَاءِ فِي الْفَمِّ ثُمَّ مَجَّهَ أَيْ طَرْحَهُ، وَالِاسْتِنْشَاقُ: إِيصَالُ الْمَاءِ إِلَى دَاخِلِ الْأَنْفُ وَجَذْبَهُ إِلَى أَقْصَاهُ وَاسْتِنْثَارَهُ أَيْ إِخْرَاجُهُ بَعْدَ ذَلِكَ

(3) Berkumur-kumur: Menggerakkan air dalam mulut kemudian meludahkannya, dan beristinsyaq: mengirimkan air ke dalam hidung dan menariknya hingga ke dalamnya dan kemudian mengeluarkannya setelah itu.

(4) وَفِي بَعْضِ نُسُخِ الْمَتْنِ: وَاسْتِيعَابُ الرَّأْسِ بِالْمَسْحِ

 (4) Dalam beberapa naskah teks: dan mencakup kepala dengan mengusapnya.
 
(5) الْمَوَالَاةُ: التَّتَابُعُ، وَهِيَ أَنْ يَغْسِلَ الْعُضُوُّ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ مَا تَقَدَّمَهُ
 
(Catatan) Kesinambungan (memulai mencuci anggota wudhu sebelum air pada anggota sebelumnya kering), yaitu mencuci anggota wudhu sebelum air pada anggota tersebut kering.
 

Posting Komentar untuk "Kitab Ghayatut Taqrib - Bab Bersuci (Thaharah)"